Senin, 24 Mei 2010

Studi kelayakan pada Siklus Hidup Sistem

Pengertian Siklus Hidup Sistem

Siklus hidup sistem adalah deskripsi dari tugas implementasi yang akurat yang harus dilakukan. Polanya didasarkan pada pendekatan sistem yaitu dengn memahami apa yang akan dilakukan, mempertimbangkan pemecahan alternative, menentukan yang terbaik, mengimplementasikannya, dan melakukan tindakan lanjut.

Interpretasi pada siklus hidup sistem terdiri atas 4 fase yaitu:
a)Fase perencanaan, yang merupakan tanggung jawab manajer, manajer mendefinisikan masalah yang akan dipecahkan atau tujuan yang akan dicapai, dan spesialis informasi memberikan dukungan kepadanya dan diperlukan pengontrolan atas proses yang dijalankan oleh spesialis informasi.
b)Fase analisis dan disain adalah studi mengenai system yang dilakukan oleh analis system.
c)Fase penimplementasian melibatkan semua spesialis informasi yang menyusun sumber yang diperlukan.
d)Fase pengoprasian, spesialis informasi terutama operator, menjadikan sumber agar dapat digunakan oleh pemakai.

Untuk studi kelayakan yang ada pada siklus hidup sistem terdapat pada fase perencanaan. Dimana tahap-tahap dari fase ini yaitu:
1.Mengenali Masalah
2.Mendenifinsikan Masalah
3.Menyusun Tujuan Sistem
4.Mengidentifikasi kendala sistem
5.Melakukan Studi Kelayakan
6.Membuat proposal proyek studi
7.Menyetujui atau tidak menyetujui proyek studi
8.Menetapkan mekanisme pengontrolan
Lalu yang menjadi pertanyaan mengapa studi kelayakan diperlukan dalam siklus hidup sistem?

Studi kelayakan merupakan tinjauan singkat mengenai faktor utama yang mempengaruhi sistem, hal ini akan memungkinkan manajer untuk memecahkan maslah yang telah didefinisikan atau untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ini bukanlah studi yang berskala menyeluruh, studi yang berskala meyeluruh akan dilakukan setelah kelayakan proyek telah diketahui.

Dalam studi kelayakan proyek ini ada 5 (lima) dimensi kelayakan yang harus memnuhi syarat suatu proyek tersebut layak atau tidaknya, yaitu sebagai berikut:
•Teknis : apakah software dan hardware yang ada dapat digunakan untuk menjalankan pemrosesan yang diperlukan?
•Ekonomis : apakah sistem yang diajukan dapat diatur secara ekonomis?
•Resmi : apakah sistem yang diajukan beroperasi dalam lingkup resmi dan etis?
•Operasional : apakah desian sistem seperti itu dapat dan akan menerima dukungan dari orang-orang yang akan menjalankannya?
•Terjadwal : apakah mungkin untuk mengimplemantasikan sistem dengan adanya beban kendala waktu?

Apabila kelima syarat ini terpenuhi maka suatu sistem/proyek tersebut layak untuk dibuat. Inilah mengapa studi kelayakan dibutuhkan dalam siklus hidup sistem karena tanpa adanya studi kelayakan ini maka sistem/proyek tidak akan dapat berjalan dengan baik.

sumber : buku seri diktat kuliah Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Gunadarma